Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pengertian Kata Galungan dan Kuningan, Waktu Perayaan, Kalian harus Tahu

masadi.id - Apa itu Galungan dan Kuningan? Galungan dan Kuningan adalah hari besar suci yang diperingati oleh umat Hindu.

Dikutip dari laman situs Kabupaten Buleleng Bali, Hari raya Galungan diperingati oleh umat Hindu untuk menyatukan kekuatan rohani supaya mendapat pikiran dan pendirian yang tenang.

Hari Raya Galungan-Kuningan dok detik,com

Sedangkan untuk hari raya Kuningan merupakan untuk memohon keselamatan, perlindungan, dan tuntunan lahir batin kepada Dewa, Bhatara dan Para Pitara.

Dibawah ini penjelasan dari mengenai apa itu Galungan dan Kuningan.

Arti kata Galungan dan Kuningan

Diambil dari situs Kabupaten Buleleng, Galungan diambil dari bahasa Jawa Kuno yang artinya adalah bertarung, disebut juga 'dungulan' yang artinya menang. Perbedaannya hanya dalam penyebutan yakni Wuku Galungan yang kesebelas.

Hari raya Kuningan sering disebut Tumpek Kuningan. Kuning dalam kata Kuningan memiliki arti berwarna kuning dan wuku yang ke 12. Wuku merupakan kalender Bali yang mana perhitungannya 1 wuku sama dengan 7 hari dan 1 tahun kalender wuku terdapat 420 hari.

Asal Usul dari perayaan Galungan dan Kuningan

Drs. I Gusti Agung Gede Putra selaku mantan Dirjen Bimas Hindu dan Budha Departemen Agama RI menjelaskan bahwa Hari Perayaan Galungan sudah dirayakan oleh umat Hindu sebelum populer di Bali. Menurut lontar Purana Bali Swipa, Hari Raya Galungan pertama kali dirayakan pada hari Purnama Kapat (Budha Kliwon Dungulan) di tahun 882 Masehi atau tahun Saka 804.

Tanggal Perayaan dari Galungan dan Kuningan

Terdapat beberapa rangkaian kegiatan terkait Galungan dan Kuningan, berikut urutannya:

1. Tumpek Wariga

Tumpek Wariga jatuh pada 25 hari sebelum Galungan yang memuja Sang Hyang Sangkara sebagai Dewa Kemakmuran dan Keselamatan Tumbuh-tumbuhan. Adapun tradisi masyarakat untuk merayakan adalah dengan menghaturkan banten (sesaji) yang berupa Bubuh (bubur) Sumsum berwarna.

Pada saat hari Tumpek Wariga semua pepohonan akan disirami tirta wangsuhpada/air suci yang dimohonkan di sebuah Pura atau Merajan dan diberi sesaji berupa tubuh tadi disertai canang pesucian, sesayut tanem tuwuh, dan diisi sasat. Setelah seslesai berharap agar pohon yang diupacarai dapat segera berbuah/menghasilkan untuk upacara perayaan hari raya Galungan.

2. Sugihan Jawa

Sugihan Jawa (Sugi dan Jawa) berarti Sugi sebagai arti bersih, suci dan Jawa artinya luar. Sugihan Jawa merupakan hari pembersihan atau penyucian segala sesuatu yang berada di luar diri manusia (Bhuana Agung). Pada hari ini Umat Hindu melaksanakan upacara yang disebut Mererebu atau Mererebon.

Upacara Ngerebon bertujuan untuk menetralisir segala sesuatu yang negatif pada Bhuana Agung, lalu disimbolkan dengan pembersihan Merajan dan Rumah. Pada upacara ngerebon unu dilungkungan Sanggah Gede, Panti, Dadya hingga pura kahyangan Tiga/Kahyangan Desa akan diberikan sesaji, Sugihan Jawa dirayakan setiap hari kamis wage wuku sungsang.

3. Sugihan Bali

Sugihan Bali merupakan pembersihan diri sendiri atau Bhuana Alit. Tata cara pelaksanaanya yaitu mandi, melakukan pembersihan secara fisik dan memohon Tirta Gocara kepada Sulinggih sebagai simbolis penyucian jiwa raga untuk menyongsong hari Galungan yang sudah semakin dekat. Sugihan Bali dirayakan setiap hari jumat Kliwon wuku sungsang.

4. Hari Penyekeban

Hari penyekeban memiliki makna filosofis "nyekeb indrinya" yang berarti mengekang diri agar tidak melakukan hal-hal yang tidak benarkan oleh Agama. Hari Penyekeban ini dirayakan setiap hari Minggu Pahing wuku Dungulan.

5. Hari Penyajan

Hari Penyajan dirayakan untuk memantaokan diri sebelum perayaan hari raya Galungan dimulai. Menurut kepercayaan pada hari Penyajan umat akan digoda oleh Sang Bhuta Dungulan untuk menguji sejauh mana tingkat pengendalian diri umat Hindu menuju Hari Galunga. Dirayakan setiap hari Senin Pon wuku Dungulan.

6. Hari Penampahan

Hari Penampahan jatuh pada sehari sebelum Galungan, tepatnya pada hari Selasa Wage wuku Dungulan. Pada hari tersebut, umat akan disibukkan dengan penjor sebagai ungkapan syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Esa atas segala anugerah yang diterima selama ini. Penjor dibuat dari batang bambu melengkung yang diisi hiasan sedemikian rupa.

Mereka juga menyembelih babi yang dagingnya akan digunakan unuk pelengkap upacara. Penyembelihan babi ini juga mengandung makna simbolis yaitu membunuh semua nafsu kebinatangan yang ada di dalam diri manusia.

Nah itu dia tadi informasi tentang apa itu Galungan dan Kuningan, waktu perayaannya dan susunan perayaannya.

Semoga informasi ini bermanfaat, Selamat merayakan Galungan dan Kuningan bagi umat Hindu. (source:detik,com)